Stasi Bulu

Stasi Bulu

Pada tahun 1942 sebuah keluarga muda datang dari Yogyakarta ke Ds. Bulu, bernama F. Soeparto. Beliau bekerja sebagai Juru Tulis di Kantor Kecamtan Bulu. Sampai beberapa tahun beliau belum menemukan orang/warga yg beragama Katolik. Sekitar tahun tujuh puluhan, beliau ketemu dengan FX. Suharyono dari Mantingan, Parmin dari Kadiwono, A. Dasirun dari Sulang.
FX. Suharyono anggota Polsek Mantingan, pindahan dari Semarang, mengajak warga Katolik untuk mengadakan arisan. Arisan dilaksanakan sebulan sekali bergiliran/anjangsana. Saat itu warga Katolik sudah banyak, mulai dari desa Kadiwono, Mantingan, Bulu, Jukung dan Sulang. Ada beberapa anggota Polhut KPH Mantingan dan Anggota Polsek Mantingan yang beragama Katolik. Kegiatan arisan kerap dihadiri Romo, Suster dan Bp. FX. Sunardi sebagai katekis dan bapak/ibu lainnya.
Pada tahun 1983 dirumah Bp. Fx. Suharyono dipersembahkan misa untuk yang pertama kali. Pada waktu itu Romo mengatakan Bulu – Mantingan dijadikan Stasi dan Bp. FX. Suharyono dijadikan Ketua stasi.

Kegiatan untuk menjaring umat sering dilakukan diantaranya melakukan sunatan gratis/masal, kursus ketrampilan menjahit.

Pada tahun 2018, ketika ketua stasi dipimpin oleh Bp. A. Agus Sukmanto, oleh Romo A. Widodo, stasi Bulu- Mantingan diberi nama pelindung, yaitu St. Filipus, diambilkan nama baptis Bp. F. Soeparto, yang diyakini sebagai orang katolik yang pertama kali datang di Bulu.

Usaha mendirikan Kapel sudah beberapa kali dilakukan, namun karena sulitnya ijin dari warga sekitar dan dari tokoh agama lain, usaha tersebut belum berhasil. Hingga saat ini misa masih dilaksanakan di rumah warga stasi Bulu. Jumlah Umat Stasi Bulu 53 orang terdiri dari 18 KK. Stasi Bulu berjarak 20 Km dari Paroki Rembang

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *