Stasi Ave Maria Kajar

Stasi Ave Maria Kajar

Sejarah Berdirinya.

Kajar, desa ini terletak di perbukitan Gunung Lasem. Jarak dengan Lasem kurang lebih empat atau lima kilometer. Keunikan desa ini, kecuali sebagai penghasil buah jambu klutuk yang sangat terkenal, Kajar juga mempunyai kandungan air yang bagus/bermutu untuk keperluan minum sehari-hari. Masyarakat Lasem/Rembang sangat memuji dan rindu nikmatnya air dari desa Kajar. Meski sekarang ada sumber air bersih dari Semen, kecamatan Sale, yang volumenya cukup besar, masyarakat tetap saja memburu air dari desa Kajar untuk konsumsi minum sehari-hari.

Petrus Singoredjo, adalah orang Katolik pertama/cikal bakal desa Kajar. Karena pekerjaannya sebagai tenaga bantu pegawai WATER LEDENG (sekarang PDAM), Singoredjo srawung dengan orang Katolik, menjadi tertarik dan akhirnya dipermandikan. Demikian juga keluarganya, anak, istri, cucu antara lain: Ny. Pasirah, Paulus Giyar Harindoyo, Warnidi, Sudjarmat, dan lain-lain.

Berawal dari keluarga Katolik Petrus Singoredjo inilah, lambat laun dipermandikan juga beberapa keluarga di desa Kajar. Sehingga jumlah keluarga Katolik di desa Kajar cukup lumayan. Hal demikian mendorong Romo untuk memikirkan sebuah tempat ibadat bagi umat Katolik di desa Kajar. Berkat Tuhan pada tahun 1967 Romo Siveri Rolando, CM berhasil mewujudkan keinginannya, membangun Kapel katolik “AVE MARIA”, bagi umat Katolik desa Kajar. Pada tahun 1979/1980 kapel Katolik “AVE MARIA” diberkati secara meriah oleh Mgr. AL. Dibyokaryono, Pr uskup Surabaya. Kapel katolik “AVE MARIA” Kajar ini masih bertahan hingga sekarang. Meski umat Katolik desa Kajar kecil dan sederhana, namun layak dicatat bahwa desa Kajar telah menghasilkan buah panggilan seorang biarawati yaitu suster Hosea Siti Djumarni, putri dari bapak Paulus Giyar Harindoyo. Jumlah Umat di Stasi Ave Maria Kajar berjumlah 11 Jiwa dengan jumlah KK 4.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *